Kalimantan Selatan adalah salah satu bagian pulau yang ada di Indonesia,
yang dianugrahi dengan berbagai kelebihan dan kuantitas sumber daya
alam dan sumber daya manusia yang melimpah ruah, maka dari itu tidak
salah kalau kalimantan selatan bisa dikatakan daerah yang kaya. Kekayaan
tersebut juga dapat dilihat pada keanekaragaman budaya, adat istiadat,
dan kesenian tradisi yang juga dijadikan sebagai identitas dari daerah
tersebut.
Sayangnya di kalimantan selatan banyak unsur-unsur budaya, adat
istiadat, dan kesenian tradisi yang hampir punah karena lekang oleh
zaman dan terpengaruholeh masuknya kebudayaan asing melalui arus
gloobalisasi yang berpangkal pada majunya teknologi dan informasi.
Sungguh sebuah keadaan yang memprihatinkan jika dulu masyarakat kita
kalimantan selatan masih menjalankan adat seperti ritual-ritual yang
dilakukan dalam sebuah prosesi perkawinan seperti bamandi-mandi,
pangantin bausung, dan pangantin baarak bakarita. Juga ritual-ritual
lain seperti batapung tawar, dan seterusnya. Sementara pada bidang
kesenian kita mengenal istilah-istilah seperti balamut, bagandut,
bakisah, dundam, wayang gong, kuda gepang, musik panting, manoping dan
lain-lain. Akan tetapi sekarang ini hal-hal tersebut sudah mulai
ditinggalkan oleh masyarakat tanpa adanya usaha yang mengarah pada
pelestarian adat dan budaya tersebut.
Persoalan mencintai, memelihara dan mengembangkan budaya tidak pernah
selesai dibicarakan, meskipun selalu dikomunikasikan sebagai bentuk
kepedulian. Tetapi setiap dibicarakan atau didiskusikan semakin sulit
untuk merealisasikannya dalam bentuk tindakan sesuai dengan harapan yang
diinginkan. Dalam keadaan pertahanan budaya yang rapuh dan semakin
ditinggalkan masyarakat pendukungnya, memang harus ada upaya konkret
yang dapat mengembalikan kesadaran budaya agar warisan budaya sebagai
identitas suku bangsa tetap terpelihara dengan baik.
Sesungguhnya warisan budaya merupakan identitas suku bangsa yang
berbudaya, sumber inspirasi dan penguat jati diri bahkan sebagai sumber
ekonomi. Kini warisan budaya yang bernilai tinggi tersebut banyak yang
tergusur karena kitatidak bangga lagi, tidak ada rasa memiliki dan cukup
menyedihkan tidak tertarik untuk mengembangkan serta menyesuaikannya
dengan tuntunan keadaan. Oleh karenanya upaya untuk mengungkapkan
warisan budaya yang diyakini dapat menggugah peningkatan kreativitas dan
sekaligus mempertahankan identitas suku bangsa yang berbudaya luhur itu
perlu dilakukan sebagai wujud kesadaran budaya.
Berangkat dari segelintir permasalahan dan kegelisahan diatas, sudah
saatnya mahasiswa sebagai agen perubahan sosial untuk bergerak dan lebih
intens mengeksplorasi kreativitas dalam sebuah wadah guna melestarikan
khazanah dan warisan budaya sebagai perwujudan rasa cinta terhadap tanah
air dan bangsa.
Dimapa garang???
Nang ngaran Kampung Seni dan Budaya jadi handak diulah…
Nah…nang damia dangsanakai. Kampung seni dan budaya dibari ngaran,
kampung seni dan budaya naya merupakan sebagai wadah dalam
malastariakan, mangambangakan, dan maasah minat bakat mahasiswa dalam
hal seni dan budaya tradisional kalimantan selatan, lawan kada
maninggalakan jua seni dan budaya nasional/mudirin. Kampung seni dan
budaya naya marupaakan badan koordinasi dari Unit Kerja Mahasiswa di
Fakultas-Fakultas nang ada di Universitas Lambung Mangkurat dalam bidang
seni dan budaya, lawan jua dalam kampung seni dan budaya naya kadada
istilah nang ”BARARAJAAN LAWAN BAHAHARATAN”, samunyaan sama pada saniman
nang tulus dan ikhlas dalam malastariakan adat tradisi laluhur.
Sejarah Berdirinya Kampoeng Seni Boedaja
Kampung seni dan budaya terbentuk dari hasil diskusi-diskusi kecil
yang dilakukan oleh Hasby R, Bambang E.H, Adie R, M.Rizal M dan Maulidi
NB.